Beranda | Artikel
Faedah dari Dua Ayat Terakhir Surat Al Baqarah (1)
Rabu, 6 Mei 2015

Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah ini patut dikaji karena keutamaan yang ada di dalamnya yaitu disebutkan bahwa siapa yang membacanya, maka akan mendapatkan kecukupan.

Adapun kali ini, kita gali terlebih dahulu faedah dari dua ayat tersebut. Untuk serial pertama ini kita bahas ayat 285.

Allah Ta’ala berfirman,

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.”

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 285-286)

Ada beberapa faedah yang diambil dari ayat di atas:

1- Rasul –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam– dan orang beriman, semuanya mau beriman pada Al-Qur’an yang diturunkan dari sisi Allah. Mereka semua mau patuh dan taat pada Allah serta senantiasa meminta pengampunan dari Allah Ta’ala.

2- Rasul dan orang beriman beriman kepada Allah, malaikat, kitab, dan para Rasul tanpa membeda-bedakan satu dan lainnya.

3- Beriman kepada Allah adalah menetapkan secara sempurna tanpa ada keraguan yaitu:

  • beriman akan keberadaan Allah,
  • beriman bahwa Allah satu-satunya yang memiliki sifat rububiyah yang sempurna,
  • beriman bahwa Allah satu-satunya illah (sesembahan) yang berhak disembah,
  • beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat yang sempurna, baik sifat yang Allah kabarkan tentang diri-Nya atau yang dikabarkan oleh Rasul-Nya, baik beriman secara global dan terperinci, juga menyucikan Allah dari permisalan dan penolakan dari berbagai sifat kekurangan.

4- Beriman kepada malaikat yaitu beriman secara global dan terperinci sebagaimana telah disebutkan dalam syari’at. Ada pula malaikat yang tidak kita ketahui yang juga harus kita Imani.

5- Beriman kepada kitab itu baik kitab yang kita ketahui dan yang tidak kita ketahui. Yang kita tahu seperti taurat pada Nabi Musa, Injil pada Nabi Isa, Zabur pada Nabi Daud, Shuhuf pada Nabi Ibrahim dan Musa. Ada pula yang tidak kita ketahui yang mesti kita imani secara global.

6- Kitab sebelumnya ada yang saling menasekh atau menghapus satu dan lainnya. Sampai semua syariat sebelumnya dihapus dengan syariat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para Nabi dan Rasul.

7- Rasul adalah seorang pria yang Allah beri wahyu kepadanya dan diperintahkan untuk menyampaikannya pada manusia. Rasul ada yang diketahui dan wajib bagi kita beriman kepadanya secara terperinci, ada pula rasul yang tidak kita ketahui yang kita imani secara global.

8- Kita tidak membedakan para rasul dalam hal iman. Kita tetap beriman pada Musa dan Isa. Walaupun dari sisi keutamaan, ada Rasul yang lebih mulia dari yang lain. Begitu pula dari sisi mengamalkan syari’at itu berbeda-beda. Kita selaku umat Islam hanya menjalankan syariat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam karena syariat beliau telah menghapus syariat sebelumnya.

9- Rasul Muhammad dan orang beriman berkata, kami dengar dan taat. Maksudnya kami dengar setiap yang diperintah dan dilarang, bukan seperti orang-orang yang berkata kami dengar, lantas durhaka.

10- Ketika menjalankan perintah atau menjauhi larangan tersebut pasti ada kekurangan, karenanya disyari’atkan untuk meminta ampun terus menerus.

11- Kepada Allah-lah kita semua akan kembali, lalu akan dibalas setiap amalan yang baik dan buruk yang telah kita lakukan.

Semoga bermanfaat. Bersambung insya Allah.

 

Referensi:

Ahkam Al-Qur’an Al Karim. Cetakan pertama tahun 1428 H. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Penerbit Madarul Wathan.

Shahih Tafsir Ibnu Katsir. Cetakan pertama tahun 1427 H. Musthafa bin Al-‘Adawi. Penerbit Darul Fawaid dan Dar Ibnu Rajab.

Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.

Tafsir As-Sa’di. Cetakan ketiga tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penerbit Muassasah Ar Risalah.

Tafsir Al-Jalalain. Cetakan kedua tahun 1422 H. Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi. Penerbit Darus Salam.

Selesai disusun di Panggang, Gunungkidul, 17 Rajab 1436 H, 05:08 AM

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Rumaysho.Com

Ikuti update artikel Rumaysho.Com di Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat (sudah 3,6 juta fans), Facebook Muhammad Abduh Tuasikal, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom

Untuk bertanya pada Ustadz, cukup tulis pertanyaan di kolom komentar. Jika ada kesempatan, beliau akan jawab.


Artikel asli: https://rumaysho.com/10997-faedah-dari-dua-ayat-terakhir-surat-al-baqarah-1.html